Teknik Bercerita Ala Kak Bimo Part 3

TIPS AMPUH BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA
A. READ A STORY : Membacakan Cerita
  1. Bacalah terlebih dahulu sebelum dibacakan didepan anak-anak
  2. pastikan tempat duduk didepan agar dapat dilihat dari berbagai arah
  3. Sampaikan tata tertib selama mendengar cerita
  4. jangan terpaku pada buku perhatikan juga reaksi anak-anak pada saat membacakan buku
  5. Sebutkan identitas buku, seperti judul dan pengarang supaya anak-anak belajar menghargai karya orang lain
  6. Pegang buku disamping kiri bahu, bersikap tegak lurus ke depan
  7. bacalah dengan lambat dengan kualitas tutur yang lebih dramatis daripada penuturan biasanya
  8. Saat tangan kanan menunjuk gambar, arah pehatian disesuaikan dengan urutan cerita
  9. Tetaplah bercerita pada saat tangan membuka halaman berikutnya
  10. pada bagian-bagian tertentu, berhentilah sejenak untuk memberikan komentar, atau untuk memberikan kesempatan anak berkomentar
  11. perhatikan semua anak dan berusahalah untuk menjalin kontak mata dengan mereka, cek apakah mereka masih berminat menyimak cerita atau sudah mulai menujukkan kebosanan
  12. sering-seringlah berhenti untuk menunjukkan gambar-gambar dalam buku pada anak, dan pastikan semua anak dapat melihat gambar tersebut
  13. Pastikan semua jari selalu dalam posisi siap untuk membuka halaman selanjutnya
  14. lakukan pembacaan sesuai rentang atensi anak. Jangan bercerita lebih dari 10 menit
  15. libatkan anak dalam cerita supaya terjalin komunikasi multiarah
B. PERAGA GAMBAR
(gambar seri, lepas, gambar planel)

  1. Pilihlah gambar yang bagus sesuai isi cerita berukuran agak besar, dicetak dalam kertas relatif tebal, memiliki tata warna yang indah dan menarik,
  2. Urutkan gambar terlebih dahulu, kuasai dengan baik detail cerita yang dikandungi oleh gambar dalam setiap lembarnya
  3. Perlihatkan gambar pada anak secara merata sambil terus bercerita, gambar harus selalu menghadap anak.
  4. Sinkronkan cerita dengan gambar, hati-hati jangan salah mengambil gambar
  5. Gambar dalam posisi kiri atau di dada, dan tidak menutup wajah guru
  6. Jika perlu gunakan telunjuk untuk menunjukkan objek tertentu dalam gambar demi kejelasan seperti menunjuk gambar binatang, pohon, atau benda lain.
  7. Sambil bercerita, perhatikanlah reaksi anak, amati apakah mereka memperhatikan gambar atau tidak.
C. MENDONGENG DENGAN PAPAN PLANEL
  1. Siapkan gambar sesuai dengan cerita. Buatlah gambar semenarik mungkin
  2. Tempelkan gambar tersebut pada papn planel tepat ditengah anak, agar terlihat semua anak
  3. Siapkan alat penunjuk gambar, dan manfaatkan sebagai pemandu cerita
  4. Setiap mulai bercerita, jangan salah menyebutkan nama tokoh dan menunjukkannya pada gambar
  5. Setelah digunakan, gambar yang telah diceritakan segera dilipat ke belakang atau ditumpuk dengan rapi
  6. Sesekali adakan dialog dengan anak-anak
  7. Libatkan anak dalam penghayatan karkter tokoh dengan cara menirukan arakter bersama-sama mereka
  8. Tambahkan lagu-lagu jika perlu agar tercipta suasana senang dan gembira
  9. Pastin anak-anak tetap memperhatikan gambar dan ekspresi guru dengan baik
  10. Apabila ada waktu dan dipandang perlu, susun kembali gambar di papan planel, dan mintalah anak-anak untuk menceritakan kembali dengan bahasa mereka sendiri

D. Tips Menceritakan Sejarah

  1. Kuasailah alur cerita, adegan, dialog dari sumber bacaan yang terpercaya. Bila perlu bacalah berulang-ulang hingga benar-benar dikuasai. Ingatlah, penguasaan terhadap pakem cerita amat esensial pada jenis cerita ini, bila tidak terkuasai kita akan terjebak kepada improvisasi yang merusak.
  2. Ceritakan kisah sejarah apa adanya, tanpa bumbu-bumbu cerita yang tidak relevan, jangan bumbui kisah perjuangan yamh agung dengan humor, apabila memang dirasa tidak tepat.
  3. Usaha untuk membuat cerita lebih menarik biasanya difokuskan pada unsur suspence, ekspresi, penekanan pada adegan-adegan heroik dan dialog yang kuat.
  4. Bagian-bagian cerita yang belum saatnya disampaikan pada usia anak tertentu hendaknya disunting secara bijaksana, tanpa mengganggu keutuhan sejarah.usahakanlah agar cerita yang terlalu bercabang-cabang dapat terangkai dalam satu alur yang padu.
  5. Sampaikanlah cerita sejarah pada sekelompok anak yang memang belum pernah mendengarkannya, Bila ada anak yang tahu jalan ceritanya, ingatkan sejak awal agar tidak mengganggu teman-temannya dengan dengan memberi komentar dan tebakan-tebakan, Bila tidak tahan untuk memberi komentar ditengah-tengah cerita, ingatkanlah kembali secara bijaksana. Tegurlah bahwa apa yang diucapkannya itu mengganggu kita, namun tetaplah tersenyum ramah.
  6. Ajaklah anak didik kita mengambil hikmah dari kisah itu, berikan motivasi untuk meneladani tokoh dan perbuatan yang mulia, ajaklah mereka menjauhi perbuatan yang tercela. Sebaiknya nasehat yang diselipokan ditengah cerita tidak terlalu panjang. Hal ini akan terasa menjengkelkan bagi anak-anak, hikmah sebaiknya disampaikan pada akhir cerita.

E. Tips Menceritakan Fiksi

  1. Satukan perhatian anak : Ciptakan Suasana Kondusif, focus melalui instruksi khusus, aneka tepuk, lagu penenang, hadiah, tata tertib dan sebagainya
  2. Friendship : Sikap dasar, sapaan dan mimik ceriam sebaiknya selalu kita tunjukkan kepada anak-anak, supaya tidak ada hambatan emosional antara pendongeng dengan pendengarnya.
  3. Total/Antusias/bersungguh sungguh : masi ingat dengan hukum “Stimuli berbanding lurus dengan respons”, dalam hal bertutur cerita ini, bila kita tampil sungguh-sungguh maka tanggapan anak-anak akan sebanding dengan kesungguhan kita, jadi jika kita ingin mereka responsif dan komunikatif, maka kesungguhan atau totalitas kita akan sangatmenentukan.
  4. Tentukan tujuan dan alur cerita : Apa yang akan kita capai harus tertuang sebagai pesan dari cerita yang akan kita sampaikan (positifistik), tidak patut kita sampaikan cerita yang tak jelas juntrungannya (tuna makna). Maka tatalah penyampaian pesan tersebur dalam suatu alur yang sederhana dan mudah dimengerti anak-anak, sehingga pada akhirnya nilai-nilai yang kita transferkan dapat tersampaikan dengan baik dan akurat.
  5. Pilihlah setting awalnya : Untuk memulai cerita, anda bisa dengan memilih setting tempat seperti : Di sebuah desa yang damai …, Di Tengah Hutan lebat …, Di Kerajaan Majapahit…, Di Planet Mars…dan sebagainya. Atau anda boleh juga memulainya dengan setting waktu, seperti: Zaman Dahulu kala…, 2000 tahun sebelum masehi…, Pada suatu malam yang gelap gulita …. dan sebagainya.
  6. Tentukan tokoh-tokohnya : lakon/Protagonis, musuh/Antagonis,penengah/Tritagonis, dan Pembantu/figuran.
  7. Munculkan konflik antar tokoh diatas, dalam konflik inilah terjadi suatu pergulatan dan pembandingan antara kebaikan dan keburukan yang diwakili okeh para tokoh dalam cerita, konflik ini akan diikuti oleh anak-anak sehingga terjdi proses penilaian serta identifikasi diri pada perilaku tokoh dalam cerita.
  8. Detailkan cerita/terperinci : Supaya lebih hidup dalam imajinasi anak-anak maka kita perlu menyampaikan secara detail personifikasi tokoh-tokohnya, adegan-adegannya, dialog-dialognya.
  9. Ilustrasi suara : Sangat disarankan, para pendongeng memiliki kemampuam mengubah-ubah karakter suaranya, sehingga cerita menjadi lebih menarik, dialog pun akan lebih berkesan, dan cerita menjadi lebih hiduop serta segar.
  10. Suspence/ketegangan dan Humor: Kejutan-kejutan yang mengarahkan perhatian, serta humor untuk memecah kebekuan perlu secara sengaja maupun spontan dilakukan, agar menjamin rentang perhatian dan daya tangkap anak selalu optimal.
  11. Perhatikan situasi dan kondisi: para pendongeng harus jeli melihat gelagat antusiasme, ketertiban maupun kejenuhan anak dalam mendengarkan cerita. supaya proses bercerita kita dapat tetap menarik dan tidak mengalami kegagalan.
  12. Happy ending: Jangan lupa, akhiri cerita kita secara happy ending, artinya lakon yang baik mendapatkan, keberhasilan, kebahagiaan atau kemenagan. Alangkah sedaihnya mereka, apabila mendengar Lakon idola mereka kalah atau mati. Jikalau lakon itu harus mati, tetaplah dalam kebahagiaan, seperti “Ia pun meninggal dengan tersenyum … dan para malaikat dan bidadari menyambut ruh pahlawan itu, masuk ke dalam Surga yang indah dan tempat yang sangat wangi”.

ARTIKEL MENARIK LAINNYA
TK MUJAHIDIN 2 SBY:



SUMBER :http://kakbimo.wordpress.com/makalah-ringkas/

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls